Sabtu, 28 Mei 2011

penyakit dapat di deteksi dari warna urine

TRIBUNNEWS.COM - Ternyata warna urine kita bisa dijadikan alat memprediksi kondisi kesehatan kita pada saat itu, ini juga bisa dijadikan acuan bagaimana tindakan yang harus kita ambil setelahnya. Kenali warna urine ini dan prediksi kesehatannya :
Kuning
"Urine sehat itu berwarna kuning pucat atau kuning gelap", kata konsultan ahli urologi Tim Terry. Hal ini tergantung pada tingkat hidrasi, sehingga jika urine Anda tetap berada di koridor warna kuning, Anda bisa bernapas lega.
Hijau
"Beberapa obat antiseptik dan anestesi memberikan warna semburat hijau pada urine," kata Terry. Ini karena biru metilen, pewarna yang kadang-kadang perlu diperjuangkan ginjal kita. Namun bila urine Anda berwarna hijau tidak usah terlalu khawatir.
Orange
"Ini adalah tanda disfungsi hati," jelas Terry. Jika urine Anda berwarna seperti ini biasanya dibarengi dengan tinja yang berwarna putih, bisa jadi ini karena ikterus obstruktif. Jadi segera ambil tindakan bila urine Anda berwarna orange.
Cokelat
Urine cokelat menampakkan ada masalah ginjal. "Ini bisa menjadi tanda penyakit ginjal yang serius, bahkan fistula," kata Terry. Keadaan ini biasanya karena ada kebocoran usus ke kandung kemih Anda. Segera lari ke dokter Anda untuk kasus ini.
Merah
Ini benar-benar buruk. Merah berarti ada darah dalam urine Anda, dapat mengartikan pendarahan atau kanker. "Pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun hipotesis pertama adalah kanker kandung kemih," kata Terry. Segera hubungi dokter dan lakukan deteksi dengan cepat.

tips merawat gigi

Tips cara merawat gigi

Gigi adalah fungsi paling penting untuk mulut kita, maka dari itu melakukan perawatan gigi adalah upaya penting untuk menjaga gigi agar tetap sehat dan kuat. Gigi yang tidak sehat banyak sekali mengalami keluhan seperti rasa ngilu, gigi terasa gatal dan diserang sakit gigi, itu dikarenakan anda tidak merawat gigi dengan baik. Gigi tidak berlubang dan bersih itu adalah merupakan gigi yang sehat. Tidak hanya itu bagi kita yang memiliki gigi sehat itu akan memberikan kesan menarik bagi kita sendiri. Karena gigi itu penting untuk kita maka gigi perlu kita rawat dengan baik. Disini ada beberapa langkah cara untuk merawat gigi seperti berikut ini:
Langkah cara merawat gigi. 1. Gosok gigi minimal 2 kali sehari.
2. Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali.
3. Pilih sikat gigi yang bulunya lembut dengan kepala sikat dapat menjangkau semua bagian gigi.
4. Jangan lupa sikat lidah, yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.
5. Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah lubang dan kerusakan gigi.
6. Gunakan obat kumur.
7. Gunakan benang gigi sekali sehari dianjurkan untuk mengangkat plak yang tidak dapat disentuh sikat gigi dan obat kumur.
8. Kunyah permen karet tanpa gula, mengunyah permen karet tanpa gula dapat meningkatkan aliran air liur yang dapat membersihkan partikel makanan dan asam penyebab kerusakan gigi.
9. Hindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat.
10. Minum air setelah makan.
Nah itu adalah beberapa langkah cara untuk merawat gigi. Agar perawatan gigi lebih efektif, makanlah buah-buahan yang segar, selain baik untuk kesehatan seratnya juga dapat membantu menghilangkan kotoran pada gigi. Makanlah makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, telur, keju, teri, bayam, sawi, dan agar-agar. Untuk lebih lanjut konsultasi kedokter gigi.
Semoga gigi anda sehat, gigi putih sehat dan kuat dambaan kita semua.

Minggu, 22 Mei 2011

contoh pidato b. inggris


Assalamua’laikum wr.wb
Respectable Mr. H. Sukamana as head master
Honorable all teachers
First of all let us be ever grateful presence of God Almighty, which has provided guidance and inayah taufik to us all that this morning we can meet face to face without any problems
Blessing and greetings my still plow to the lord our great prophet Muhammad here I will elaborate on ‘’ THE POWER OF FAITHE FORTIFY DISOBEDIENCE’’             
All ladies and gentlemen            
Don’t forget we would like to thank Ms Show  host who has provided  little time for  us to test  our mental in front of the audience happy.
 The jury is wise and prudent,the happy
God has passed the word that means ‘’Those who belive are those who, when called the name of God then shook  in their hearts, and when read to them the verces of Allah added their faith.From  the word of God is clear already. If we truly belive and faith  and resignation to God, then faith can fortify disobedience. An example of asinner if we are invited by anyone who would thear down our religion, with great possibility we wiil not be fooled by their invitation. Due to the strength of faith that fortifies disobedience.
All ladies and gentlemen
Faith is a pearl in our heart and faith can not be inherited fro one person to another. So a little description of the faith that we can state if there was merely a mistake of our personal and correct it if there is solely from Allah Most High. We are also still learning.  
Wassalamu’alaikum

Jumat, 20 Mei 2011

kode trouble is a friend


flashvars="file=http://stafaband.info/prev/31834.mp3" allowfullscreen="true" allowscripaccess="always"
src="http://stafaband.info/newplayer.swf" width="100%" height="23">

Lughot: Cara Cepat Mengedit Foto Anda Biar Keren, Unik, Lu...

Lughot: Cara Cepat Mengedit Foto Anda Biar Keren, Unik, Lu...: "Artikel ini special buat sobat yang ingin mengedit fotonya menjadi lebih keren, unik, lucu dengan cepat tanpa membutuhkan sebuah aplikasi. B..."

Lughot: Cara Cepat Mengedit Foto Anda Biar Keren, Unik, Lu...

Lughot: Cara Cepat Mengedit Foto Anda Biar Keren, Unik, Lu...: "Artikel ini special buat sobat yang ingin mengedit fotonya menjadi lebih keren, unik, lucu dengan cepat tanpa membutuhkan sebuah aplikasi. B..."

Minggu, 08 Mei 2011

cerita drama dalam b. indonesia


Bottom of Form
Tokoh:
Ibu Shofi:   59 tahun
Sandra:       35 tahun
Nora:           30 tahun
Silvi:             24 tahun
Meila:         20 tahun
Dilla:            8 tahun
Minem:      33 tahun
Latar/Lokasi:
Babak 1:     Ruang Keluarga
Babak 2:     Ruang Makan
Babak 3:     Ruang Keluarga
Babak 1
(Di sebuah 
ruang keluarga, duduk santai Ibu Shofi, Meila, Silfi, Nora)
Ibu Shofi:   Sepertinya jarang ya kita berkumpul seperti ini. Kalian berkumpul di rumah, untuk makan malam bersama, dengan ibumu yang sudah tua renta ini.
Kalian semua terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sih.
Hmmmm Jadi… ibu sering sendirian deh di rumah.
Silfi:              Tapi sekarang tidak sendiri lagi kan bu?
Kami semua ada di sini menemani ibu.
(mendekat, memeluk dan mencium ibunya)
Ibu Shofi:   Mana Bagas, Meila? Dia jadi kesini kan?
Minem:      (Masuk membersihkan meja, tanpa bicara apa-apa)
Meila:         hmm sepertinya Mas Bagas sedang ada di Batam bu. Tanggung untuk pulang.
Proyeknya masih berjalan setengah.
Ibu Shofi:   Anak lima… kok… yang ngumpul cuma tiga…
Kemana lagi tuh si Sandra, jadi kesini tidak. Itu anak kok tidak bisa diatur ya?
Di suruh kuliah tinggi, malah maunya masuk teater. Disuruh kerja yang bener, malah sukanya pentas. (sambil mengelus dada)
Nora:           Bu… bu. Jangan seperti itu, Mbak Sandra kan anak ibu juga. Setiap manusia kan punya pilihan sendiri untuk hidupnya. Seperti Mbak Sandra memilih teater untuk menjalani hidupnya.
Minem:      Ya, ndoro, barang kali aja, Mbak Sandra itu bisa jadi artis terkenal, masuk tivi.
Silfi:              Nem, Nem, ngomong apa kamu itu. Eh, tapi bener juga ya?
Sana Nem, ambilin tasku yang tadi di kamar.
Minem:      Nggih. (langsung beranjak masuk)
Ibu Shofi:   Lah, bisnismu sekarang gimana Fi?
Maju kan?
Silfi:              Alhamdulillah bu. Ada investor yang mau mendanai. Website kita juga banyak pengunjungnya. Jadi pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
Ibu Shofi:   Duh, senangnya anakku yang ini berhasil. Jadi ingat almarhum ayahmu. Pasti dia juga bangga.
Tapi kapan kamu nikahnya???.
Nora:           Hehe… Silfi sudah punya calon bu, tinggal di ajukan aja ke Ibu.
Iya kan Fi? (Sambil mengedipkan mata ke Silfi)
Silfi:              (malu-malu)
Ibu Shofi:   Iyo, to Fi?
Ya, aku ikut senang. Udah cepat aja calonmu itu kamu bawa ke sini.
Silfi:              Inggih Bu. Tapi Mas Dani sepertinya masih sibuk dengan urusannya.
Insya Allah, setelah semua beres akan aku ajak kesini.
Nora:           Oh, kamu sekarang sama Dani toh?
Silfi:              (tersipu) ya Mbak.
Ibu Shofi:   Dani ya namanya?
Silfi:              Mengangguk pelan.
Minem:      (masuk) Ini tasnya Mbak (sambil menyerahkan bungkusan ke Silfi)
Silfi:              Makasih Nem.
Ibu Shofi:   Eh, anakmu tadi kemana Ra?
Silfi:              Iya, kemana Dilla tadi?
Nora:           Itu di depan sama Meila.
Tidak tahu lah, mereka kok cocok ya? Padahal kan tante sama ponakan.
Dilla…… (berteriak memanggil)
Dilla:            (berteriak dari luar) Sebentar bunda, ini masih asyik ni sama tante.
Ibu Shofi:   Sudah biarkan saja. Meila memang seperti itu kok Ra. Jiwanya masih jiwa anak-anak.
Silfi:              Gimana sih, mbak? kan biasa. Aku juga sering bercanda sama Dilla, dia memang anak yang lucu dan menyenangkan. Aku juga suka sama anakmu itu Mbak.
Minem:      Ndoro makanannya sudah siap. Monggo didahar…
Silfi:              Ayo bu kita makan…
Ibu Shofi    Sebentar Fi, ibu mau menunggu kakakmu Sandra dulu…
Nora:           tak usah ditunggu bu… Mbak Sandra sudah bilang tidak bisa datang.
Ibu Shofi:   Baiklah…
Silfi:              Oh, benarkah Mbak Sandra tidak akan datang?
Nora:           Katanya si begitu.
Ibu Shofi,  Nora, Silfi, Minem: (menuju ruang makan, disana tersaji berbagai makanan yang telah disiapkan untuk merayakan hari ibu malam itu)
Babak 2
(Di 
ruang makan, duduk menghadap meja makan, Nora, Ibu Shofi, dan Silfi. Minem merapikan meja dan menyiapkan sajian makanan)
Nora:           Nem nem… tolong panggilkan Dilla dan Meila, bilang makanan sudah siap.
Minem:      Ya mbak
Nora, Ibu Shofi, Silfi: (terdiam sambil merapikan duduknya)
(Berselang beberapa detik, didepan rumah, tampak minem berbicara ke Dilla dan Meilla yang sejak tadi terlihat asyik ngobrol)
Dilla:            Budhe Sandra!!!...... (berteriak didepan rumah sambil berlari menghampiri dan memeluk budhe Sandra)
Meila, Dhilla dan Sandra: (masuk ruang makan bersama Minem dibelakangnya)
Sandra:       Malam bu…
Ibu Shofi:   (diam sejenak dengan pandangan menyelidiki kearah Sandra)
Kemana saja kau Ndra? Pulang-pulang tanpa salam, lihat adik-adikmu sedari tadi sudah ada disini menemani ibu.
Nora:           Dilla sini nak… (Memanggil Dilla sambil menyuruhnya duduk disebelah)
Dilla:            Baju budhe bagus ya ma… (dengan suara pelan)
Nora:           iya sayang…
Sandra:       Dilla mau? Nanti budhe belikan ya (sambil tersenyum simpul kearah Dilla)
Ibu Shofi:   Sandra, jangan mengalihkan perhatian jawab, pertanyaan ibu tadi. (dengan nada tegas)
Sandra:       Maaf bu…
Assalamualaikum.
Semua:       Waalaikum salam.
Sandra:       Tadi ada pentas di Galerinya mas Dafa. Maaf hanya aku saja yang kemari, mas Dafa masih sibuk membereskan semua barang-barang seni nya, Mas Dafa ingin sekali bertemu dengan ibu tapi keadaan yang tidak bisa kompromi (sambil menunduk)
Ibu Shofi:   Kalian berdua… Ada saja alasan. Cucuku mana Ndra? (dengan nada geram)
Sandra:       Iya, Fian dan Nando ikut ayahnya beres-beres galeri.
Ibu Shofi:   Setiap kali kesini, cucuku tak pernah kau ajak.
Kenapa Ndra. Malu kau punya ibu seperti ini?
Nora:           Ya, mungkin tidak ada waktu yang tepat bu. Jangan salahkan Mbak Sandra.
Ibu Shofi:   Kalian selalu saja membela Sandra.
Meila:         Ibu… sudahlah… sekarang yang terpenting mbak Sandra sudah disini, meski tanpa Mas Bagas, Mas Dafa dan Mas Hari, kita bisa berkumpul disini khan (sambil membelai tangan ibunya)
Silfi:              Bu… makanannya kalau dingin tak akan enak untuk dimakan. Fian dan Nando, juga sudah bertemu ibu kan, lebaran kemarin.
Ibu Shofi:   Iya, aku hanya rindu dengan cucuku yang ganteng-ganteng itu.
Hmmm baiklah… maafkan ibu kalian ini ya… baiklah kita mulai saja makan malamnya.
Semuanya: Bismillahirahmanirahim
(Mereka semua makan malam dengan suasana yang sudah mulai mencair, tak ada ketegangan lagi diantara Sandra dan Bu Shofi)
***
Babak 3
(Di 
ruang  tengah setelah mereka selesai makan malam. Ibu duduk di kursi yang tersandar didepan meja, sedangkan Silfi, Nora, Minem, Meila dan Dilla duduk di Shofa. Sandra duduk disebelah Ibu Shofi untuk memijat kakinya yang sudah tua).
Ibu Shofi:   Ibu ini sudah tua… semakin tua… sudah tak seperti dulu yang mampu merawat kalian semua, yang menyayangi kalian dengan semangat yang tak kenal lelah. Namun kini ibu sudah lemah, lihat… kaki ibu sudah rentah… harusnya kalian mau bergantian menemani ibu, bukan hanya dihari-hari besar saja kalian semua baru kumpul (sambil tertunduk pilu)
Sandra:       Bu… maafkan sandra yang selama ini selalu mengecewakan ibu… tak pernah mendengar kata-kata ibu… (sambil memeluk ibu Shofi dan menangis pelan)
Ibu Shofi:   Ibumu ini selalu memaafkanmu nak… Ibu selalu mendoakanmu sandra… meski kau mungkin sering lupa dengan ibumu ini (Menangis tersedu-sedu)
Sandra:       Aku takkan pernah lupa dengan ibu yang melahirkanku dan merawatku selama ini
Ini hadiah buat ibu (sambil mengambil bingkisan berwarna putih dalam tasnya)
Ibu Shofi:   Terima kasih sandra…
Dilla:            Nek… ini hadiah untuk Nenek… dan ini hadiah untuk Bunda… (dengan tingkah lucunya)
Ibu Shofi dan Nora: oooh terima kasih sayang….
Meila:         Bu aku tak bisa memberikan apa-apa… aku beri ibu ciuman saja ya … (tersenyum sambil mencium pipi ibu shofi)
Dilla:            Aku juga mau tante. Untuk Ila mana?
Meila:         (langsung menarik Dilla dan menciuminya)
Silfi:              Terima kasih bu atas kasih sayangnya selama ini kepada kami semua, ibu tau… Ibu lah yang terbaik dalam hati kami
Ibu Shofi:   (menghapus air matanya dan tersenyum)
Alhamdulillah… ya Allah… malam ini begitu indah… Ibu… tak mengharapkan apa-apa dari kalian, bukan harta atau balasan yang ibu cari dan minta dari kalian. Ibu hanya ingin sayangilah ibumu ini nak… sebelum semuanya terlambat
Ibu bangga memiliki kalian semua…
Juga memiliki Minem yang senantiasa membantu ibu dan tak pernah sakit hati bila terkena marah ibu.
Minem:      Minem juga sayang sama ndoro… tapi ndoro jangan suka marah ya… nanti tambah tua… banyak senyum aza… ndoro.,… biar awet muda…
Semuanya: Hehhehehe
Dilla:            Iya, nenekku masih kelihatan cantik kok. Bahkan sepertinya masih lebih cantik nenek dari bunda.
Nora:           Iya, tul. Betul kamu Dilla, nenek memang terlihat cantik kalau selalu tersenyum. Jadi ibu nggak usah sedih ya. Senyum!
Ibu Shofi:   Sudah. Nih sudah senyum.
Semua:       (tersenyum)
Nora:           Oh, ya, Mbak Sandra tadi telpon kalau tidak bisa datang?
Sandra:       Ya, memang, tapi aku sempat-sempatin lah. Aku kan juga kangen sama ibu, juga pada kalian.
Silfi:              Ih, mbak Sandra bisa kengen juga ya.
Hehehe.
Nora:           Tuh, kan Bu. Mbak Sandra juga selalu ingat sama ibu.
Ibu Shofi:   (tersenyum)
Sandra:       Baiklah bu. Kami semua akan berjanji untuk menemani ibu bergantian.
Benarkan Nora.. Silfi..
Meila:         Iya, Mbak Sandra. Iya bu, kami akan menjaga ibu.
Karena kami semua sayang ibu.
Dilla:            Dilla juga sayang nenek. I love you grandma.
Ibu Shofi:   Alhamdulillah… (tersenyum bahagia)
(Malam itu dilewatkan dengan 
suka cita yang mengharukan, meskipun Ibu Shofi tidak bisa berkumpul dengan semua anak-anak dan menantunya. Keempat anaknya Sandra, Nora, Silfi, Meila dan cucunya Dilla, sudah membuahkan kebahagiaan yang istimewa di Hari Ibu. Selamat Hari ibu

cerita drama dalam b. indonesia


Bottom of Form
Tokoh:
Ibu Shofi:   59 tahun
Sandra:       35 tahun
Nora:           30 tahun
Silvi:             24 tahun
Meila:         20 tahun
Dilla:            8 tahun
Minem:      33 tahun
Latar/Lokasi:
Babak 1:     Ruang Keluarga
Babak 2:     Ruang Makan
Babak 3:     Ruang Keluarga
Babak 1
(Di sebuah 
ruang keluarga, duduk santai Ibu Shofi, Meila, Silfi, Nora)
Ibu Shofi:   Sepertinya jarang ya kita berkumpul seperti ini. Kalian berkumpul di rumah, untuk makan malam bersama, dengan ibumu yang sudah tua renta ini.
Kalian semua terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sih.
Hmmmm Jadi… ibu sering sendirian deh di rumah.
Silfi:              Tapi sekarang tidak sendiri lagi kan bu?
Kami semua ada di sini menemani ibu.
(mendekat, memeluk dan mencium ibunya)
Ibu Shofi:   Mana Bagas, Meila? Dia jadi kesini kan?
Minem:      (Masuk membersihkan meja, tanpa bicara apa-apa)
Meila:         hmm sepertinya Mas Bagas sedang ada di Batam bu. Tanggung untuk pulang.
Proyeknya masih berjalan setengah.
Ibu Shofi:   Anak lima… kok… yang ngumpul cuma tiga…
Kemana lagi tuh si Sandra, jadi kesini tidak. Itu anak kok tidak bisa diatur ya?
Di suruh kuliah tinggi, malah maunya masuk teater. Disuruh kerja yang bener, malah sukanya pentas. (sambil mengelus dada)
Nora:           Bu… bu. Jangan seperti itu, Mbak Sandra kan anak ibu juga. Setiap manusia kan punya pilihan sendiri untuk hidupnya. Seperti Mbak Sandra memilih teater untuk menjalani hidupnya.
Minem:      Ya, ndoro, barang kali aja, Mbak Sandra itu bisa jadi artis terkenal, masuk tivi.
Silfi:              Nem, Nem, ngomong apa kamu itu. Eh, tapi bener juga ya?
Sana Nem, ambilin tasku yang tadi di kamar.
Minem:      Nggih. (langsung beranjak masuk)
Ibu Shofi:   Lah, bisnismu sekarang gimana Fi?
Maju kan?
Silfi:              Alhamdulillah bu. Ada investor yang mau mendanai. Website kita juga banyak pengunjungnya. Jadi pemasarannya sudah sampai ke luar negeri.
Ibu Shofi:   Duh, senangnya anakku yang ini berhasil. Jadi ingat almarhum ayahmu. Pasti dia juga bangga.
Tapi kapan kamu nikahnya???.
Nora:           Hehe… Silfi sudah punya calon bu, tinggal di ajukan aja ke Ibu.
Iya kan Fi? (Sambil mengedipkan mata ke Silfi)
Silfi:              (malu-malu)
Ibu Shofi:   Iyo, to Fi?
Ya, aku ikut senang. Udah cepat aja calonmu itu kamu bawa ke sini.
Silfi:              Inggih Bu. Tapi Mas Dani sepertinya masih sibuk dengan urusannya.
Insya Allah, setelah semua beres akan aku ajak kesini.
Nora:           Oh, kamu sekarang sama Dani toh?
Silfi:              (tersipu) ya Mbak.
Ibu Shofi:   Dani ya namanya?
Silfi:              Mengangguk pelan.
Minem:      (masuk) Ini tasnya Mbak (sambil menyerahkan bungkusan ke Silfi)
Silfi:              Makasih Nem.
Ibu Shofi:   Eh, anakmu tadi kemana Ra?
Silfi:              Iya, kemana Dilla tadi?
Nora:           Itu di depan sama Meila.
Tidak tahu lah, mereka kok cocok ya? Padahal kan tante sama ponakan.
Dilla…… (berteriak memanggil)
Dilla:            (berteriak dari luar) Sebentar bunda, ini masih asyik ni sama tante.
Ibu Shofi:   Sudah biarkan saja. Meila memang seperti itu kok Ra. Jiwanya masih jiwa anak-anak.
Silfi:              Gimana sih, mbak? kan biasa. Aku juga sering bercanda sama Dilla, dia memang anak yang lucu dan menyenangkan. Aku juga suka sama anakmu itu Mbak.
Minem:      Ndoro makanannya sudah siap. Monggo didahar…
Silfi:              Ayo bu kita makan…
Ibu Shofi    Sebentar Fi, ibu mau menunggu kakakmu Sandra dulu…
Nora:           tak usah ditunggu bu… Mbak Sandra sudah bilang tidak bisa datang.
Ibu Shofi:   Baiklah…
Silfi:              Oh, benarkah Mbak Sandra tidak akan datang?
Nora:           Katanya si begitu.
Ibu Shofi,  Nora, Silfi, Minem: (menuju ruang makan, disana tersaji berbagai makanan yang telah disiapkan untuk merayakan hari ibu malam itu)
Babak 2
(Di 
ruang makan, duduk menghadap meja makan, Nora, Ibu Shofi, dan Silfi. Minem merapikan meja dan menyiapkan sajian makanan)
Nora:           Nem nem… tolong panggilkan Dilla dan Meila, bilang makanan sudah siap.
Minem:      Ya mbak
Nora, Ibu Shofi, Silfi: (terdiam sambil merapikan duduknya)
(Berselang beberapa detik, didepan rumah, tampak minem berbicara ke Dilla dan Meilla yang sejak tadi terlihat asyik ngobrol)
Dilla:            Budhe Sandra!!!...... (berteriak didepan rumah sambil berlari menghampiri dan memeluk budhe Sandra)
Meila, Dhilla dan Sandra: (masuk ruang makan bersama Minem dibelakangnya)
Sandra:       Malam bu…
Ibu Shofi:   (diam sejenak dengan pandangan menyelidiki kearah Sandra)
Kemana saja kau Ndra? Pulang-pulang tanpa salam, lihat adik-adikmu sedari tadi sudah ada disini menemani ibu.
Nora:           Dilla sini nak… (Memanggil Dilla sambil menyuruhnya duduk disebelah)
Dilla:            Baju budhe bagus ya ma… (dengan suara pelan)
Nora:           iya sayang…
Sandra:       Dilla mau? Nanti budhe belikan ya (sambil tersenyum simpul kearah Dilla)
Ibu Shofi:   Sandra, jangan mengalihkan perhatian jawab, pertanyaan ibu tadi. (dengan nada tegas)
Sandra:       Maaf bu…
Assalamualaikum.
Semua:       Waalaikum salam.
Sandra:       Tadi ada pentas di Galerinya mas Dafa. Maaf hanya aku saja yang kemari, mas Dafa masih sibuk membereskan semua barang-barang seni nya, Mas Dafa ingin sekali bertemu dengan ibu tapi keadaan yang tidak bisa kompromi (sambil menunduk)
Ibu Shofi:   Kalian berdua… Ada saja alasan. Cucuku mana Ndra? (dengan nada geram)
Sandra:       Iya, Fian dan Nando ikut ayahnya beres-beres galeri.
Ibu Shofi:   Setiap kali kesini, cucuku tak pernah kau ajak.
Kenapa Ndra. Malu kau punya ibu seperti ini?
Nora:           Ya, mungkin tidak ada waktu yang tepat bu. Jangan salahkan Mbak Sandra.
Ibu Shofi:   Kalian selalu saja membela Sandra.
Meila:         Ibu… sudahlah… sekarang yang terpenting mbak Sandra sudah disini, meski tanpa Mas Bagas, Mas Dafa dan Mas Hari, kita bisa berkumpul disini khan (sambil membelai tangan ibunya)
Silfi:              Bu… makanannya kalau dingin tak akan enak untuk dimakan. Fian dan Nando, juga sudah bertemu ibu kan, lebaran kemarin.
Ibu Shofi:   Iya, aku hanya rindu dengan cucuku yang ganteng-ganteng itu.
Hmmm baiklah… maafkan ibu kalian ini ya… baiklah kita mulai saja makan malamnya.
Semuanya: Bismillahirahmanirahim
(Mereka semua makan malam dengan suasana yang sudah mulai mencair, tak ada ketegangan lagi diantara Sandra dan Bu Shofi)
***
Babak 3
(Di 
ruang  tengah setelah mereka selesai makan malam. Ibu duduk di kursi yang tersandar didepan meja, sedangkan Silfi, Nora, Minem, Meila dan Dilla duduk di Shofa. Sandra duduk disebelah Ibu Shofi untuk memijat kakinya yang sudah tua).
Ibu Shofi:   Ibu ini sudah tua… semakin tua… sudah tak seperti dulu yang mampu merawat kalian semua, yang menyayangi kalian dengan semangat yang tak kenal lelah. Namun kini ibu sudah lemah, lihat… kaki ibu sudah rentah… harusnya kalian mau bergantian menemani ibu, bukan hanya dihari-hari besar saja kalian semua baru kumpul (sambil tertunduk pilu)
Sandra:       Bu… maafkan sandra yang selama ini selalu mengecewakan ibu… tak pernah mendengar kata-kata ibu… (sambil memeluk ibu Shofi dan menangis pelan)
Ibu Shofi:   Ibumu ini selalu memaafkanmu nak… Ibu selalu mendoakanmu sandra… meski kau mungkin sering lupa dengan ibumu ini (Menangis tersedu-sedu)
Sandra:       Aku takkan pernah lupa dengan ibu yang melahirkanku dan merawatku selama ini
Ini hadiah buat ibu (sambil mengambil bingkisan berwarna putih dalam tasnya)
Ibu Shofi:   Terima kasih sandra…
Dilla:            Nek… ini hadiah untuk Nenek… dan ini hadiah untuk Bunda… (dengan tingkah lucunya)
Ibu Shofi dan Nora: oooh terima kasih sayang….
Meila:         Bu aku tak bisa memberikan apa-apa… aku beri ibu ciuman saja ya … (tersenyum sambil mencium pipi ibu shofi)
Dilla:            Aku juga mau tante. Untuk Ila mana?
Meila:         (langsung menarik Dilla dan menciuminya)
Silfi:              Terima kasih bu atas kasih sayangnya selama ini kepada kami semua, ibu tau… Ibu lah yang terbaik dalam hati kami
Ibu Shofi:   (menghapus air matanya dan tersenyum)
Alhamdulillah… ya Allah… malam ini begitu indah… Ibu… tak mengharapkan apa-apa dari kalian, bukan harta atau balasan yang ibu cari dan minta dari kalian. Ibu hanya ingin sayangilah ibumu ini nak… sebelum semuanya terlambat
Ibu bangga memiliki kalian semua…
Juga memiliki Minem yang senantiasa membantu ibu dan tak pernah sakit hati bila terkena marah ibu.
Minem:      Minem juga sayang sama ndoro… tapi ndoro jangan suka marah ya… nanti tambah tua… banyak senyum aza… ndoro.,… biar awet muda…
Semuanya: Hehhehehe
Dilla:            Iya, nenekku masih kelihatan cantik kok. Bahkan sepertinya masih lebih cantik nenek dari bunda.
Nora:           Iya, tul. Betul kamu Dilla, nenek memang terlihat cantik kalau selalu tersenyum. Jadi ibu nggak usah sedih ya. Senyum!
Ibu Shofi:   Sudah. Nih sudah senyum.
Semua:       (tersenyum)
Nora:           Oh, ya, Mbak Sandra tadi telpon kalau tidak bisa datang?
Sandra:       Ya, memang, tapi aku sempat-sempatin lah. Aku kan juga kangen sama ibu, juga pada kalian.
Silfi:              Ih, mbak Sandra bisa kengen juga ya.
Hehehe.
Nora:           Tuh, kan Bu. Mbak Sandra juga selalu ingat sama ibu.
Ibu Shofi:   (tersenyum)
Sandra:       Baiklah bu. Kami semua akan berjanji untuk menemani ibu bergantian.
Benarkan Nora.. Silfi..
Meila:         Iya, Mbak Sandra. Iya bu, kami akan menjaga ibu.
Karena kami semua sayang ibu.
Dilla:            Dilla juga sayang nenek. I love you grandma.
Ibu Shofi:   Alhamdulillah… (tersenyum bahagia)
(Malam itu dilewatkan dengan 
suka cita yang mengharukan, meskipun Ibu Shofi tidak bisa berkumpul dengan semua anak-anak dan menantunya. Keempat anaknya Sandra, Nora, Silfi, Meila dan cucunya Dilla, sudah membuahkan kebahagiaan yang istimewa di Hari Ibu. Selamat Hari ibu

cerita drama dalam bahasa inggris


True Friendship
Morning at the school in the class will have 3 students who are talking, chatting. These children have a gang member named tralalatrilili that there are 4 people. That Tra, Lala, Tri, Lili. That is why they call it gang "Tralalatrilili"
Tra: (Ceria) "Morning dude ....!!"
Lala, Tri: "Morning Tra ..."
Tra: "By the way the rich have poor me!"
Lala: "Yeah, yeah ..."
Tri: "Yes, there is less iyalah. Lili those yet to come. "
Tra: "Oh ... Yes Lili. Quick biasanyakan really just deserted her the most fault-finding ...!"
Lili came suddenly, with a pensive face without a smile. Direct least sit in a place seat.
Lala: "The new fault-finding Tumben really miss coming?"
Tri: "Yeah, ya ya late?"
Lili: "Yeah ... (Looking pensive) "
Tra: "You are why Li? You do not usually like this? usually early in the morning you've made the three of us laughed. "
Lala: "Yeah, ya! you are ill, Li, I think you are really tired. "
Tri: "Tau ya asked me just a short answer really."
Lili: "No really .... I's just not good. just another lazy way just ...."
Tra: "Yes, you've Li if it just fine. But we are afraid just yet, if you have problems or you are sick but do not want the story. "
Lili: "Yes ... basically I do not why, Napa. You do not need to fear.
(Bell was sounded in)
Darmo BU went into the classroom because it teaches today at BU Darmo this class. He is a strange one teacher at the school.
bu Darmo: "Morning .... the children? "
Children: (Answering Simultaneously) "morning ..."
Pak Darmo: "Well today we will extend the material that gave the mother a week ago, before you collect the job!"
Children: "Yes, BU"
Lili: "BU, the book left my job at home!"
Pak Darmo: "left ... ? you did not have work, what is it? "
Lili: "I do not carry BU. Really, I do not lie. "
Pak Darmo: "Yes then you do not have to like the friends you ...!"
Tri: (Murmuring) Li ... you do not take their duties? You do not usually rich eh .....
Lili: "Yeah, I forgot tri. Yesterday I slept the night banget! So I forgot to enter into tasku. "
BU Darmo: MOTHER selembaran paper will provide the contents for materials essential for you to learn .. "
BU Darmo sheet of paper was distributed, the children were read and understand. Then it checks the duties collected earlier.
Suddenly, the father and the headmaster came into the classroom.
Headmaster: "Excuse me ... BU Darmo I ask for a moment. "
Pak Darmo: "Please father headmaster! It is also my teaching hours are up. "
Head of School: "Children MOTHER sorry you bother to learn. One moment, Mother would call the children here named Lili. Named Lili acungkan hands. "
Lili: (Mengancungkan Hand) "I BU!"
Head of School: "Follow the chamber there is a father MOTHER briefly want to talk about!"
Lili: "Both BU."
MOTHER Headmaster came in the room, Lily sat tense in the principal handapan MOTHER.
Lili: "It's what ya call me in the pack until the chamber is the father?"
School Head: "Well, what right you have 3 months overdue tuition?"
Lili: "Yes sir I did not pay tuition for 3 months."
Head of School: "Why? you up to three months in arrears on what you really love your parents money either directly you wear? "
Lili: "No sir indeed I have not given a similar uangnnya my parents because my parents do not have money."
Headmaster: "Yes, already, if so .... advise you as soon as you kekamu repaid because it appears you will soon.
Lili: "Well sir. Soon I will payment. "
Headmaster: "Yes ... Return kekelasmu! "
Lili: "Thank you sir. Excuse me! "
Lili finally back kekelas. In class, Tra, Lala, and Tri was fun chatting.
Lala: "Li, Mr. Headmaster say anything to you? no problem ya?
Lili had lied to his friends because he does not want his friends to be aware of this issue and follow him into the problem.
Lili: "No really! We do not have any problem just talk ..... just a problem of separation I'm chairman of the committee. "
Lala: "Oh ... Why are you treated? "
Tra: "Friend, I will come home from school between yes to the bookstore? The question I want to buy the latest novels of all our shopping.
Lala, Tri: "Iyaa!"
Tra: "Li coke you remain silent, anything you do not want to go?"
Lili: "Yeah, I do not follow the rich Tra soalnyakan alone you know my father was ill. Heal yet, so I had to help the mother keep the father. "
Tra: "Yes ... is that so?
Resting Bell sounds
Tra: "Have a break, we kekantin yuk .. Ya hungry! "
Lala, Tri: "Yuk .... we are hungry! "
Lili: "Friend, I do so because I do not go hungry, and more males kekantin. You're just so .... ?
Tra, Lala, Tri: "Yes, if you do not already want to come. We are the canteen used to it? "
Forced to be lily lied again when he was not hungry but did not have no money and suddenly implied in mind Tra Lili for taking money that is in the bag. Tra money would be used to buy Shopping Novels and later after school.
Lili: "I'm confused ya have to pay tuition, but do not have any money. Ask the principal, the principal state do not have the money spent on sick father's house. Do I just take the money that he'd bought Tra novel and shopping is definitely money! But her friends my own right. I'm so Maafin Tra. Do not have it another way ... Because I have to immediately repay the tuition money. "
Without Lili Realize that there is a view kelakuannnya Fauzia her child class as well. Fauzia accidental peek in the door Lili class.
Fauzia: "What is the right bag Lili Tra why he took the money?"
Fauzia was immediately into the classroom and put on a pira do not know. Log class bell was rung. Tra, Lala, and Tri enter the classroom.
Tri: "While what you Li?"
Lili: "I just read the book again."
Lala: "But you break just class? Li not bored? "
Lili: "No, I'm told I'm too lazy."
Tra: "Have you ... So why the hell .. dipermasalahin ?! "
Tra lost uangnnya not realize that. After she opened her bag and saw him open his wallet immediately surprised because the money is lost .....
Tra: "Friend, I lost all the money!"
Lala, Tri: "LOST?!?"
Tri: "You forget the times Tra. Try looking for More. "
Tra: "I just do not forget to save me money here. Where are ya? "
Lala: "Do you have the money you STOLE Tra!?"
Tra: "Could be, if there are not likely to steal the money I lost."
Tri: "Who steals the heart really why the hell ya!?"
Tra: "LI ... ! How come you did not say anything anyway? Help me donk! the money I lost ya!
Lili: "No, I stole Tra!"
Tra: "Who told you to steal. I'll just ask dibantuin looking for. "
Tri: "Li .... how come you say that? I'm not a yes from you nuduh tadikan you just have to break this class is finished. "
Lili: "But not me who took the money Tra Tri. Not true. Tra and I'll friend you. "
Lala: (Jutek) "Even if we may call you friends. Yes, we've let us not one nuduh check your bags, just to prove it. "
Lili: "Do not please DO NOT! Not that I take. "
Fauzia suddenly talking with them.
Fauzia: "Hey ... Previously, I'm sorry if I interfere with your business. I just want to say today I see you Tra Lili opened the bag and took something like so .... MONEY. "
Tra: "You do not lie Fauzia right?"
Fauzia: "Yeah, I'm not lying I can see with his own eyes. Li Maafin me, I do not want to cover up the crime. So, I say what I see today. "
Lili: "Fauzia .... I did not know if you just look at what I do. Tra, it was I who took your money. Fauzia true. But I had to Tra! I do not mean evil. "
Tra: "So ... Li that you take my money! Oh dear .... Li I do not really nyangka! Why do you have? "
Lili: "I had to because I had to pay a tuition fee of 3 months. My parents do not have the money right You know my father was ill himself. "
Tra: "But you will not be like this ...." Li
Lala: "Yeah, Li is why you're not honest with us. If you are honest we will surely help you.
Tri: "Bener banget! So you have been lying from morning you said you was just another lazy you have a problem? "
Lili: "Tra, Lala, tri I'm sorry you've not honest either. I like this because I do not want to burden you further. I am sorry, whether you. Especially Tra. "
Tra: I maafin you Li. Because I knew you were in a state of desperation to all this. "
Lili: "You are my best friends Tra, I'm so sorry."
Lala: "However, he remains a friend of a friend!
Tri: "You are one of La ... revised ya? However, the offense is a friend we have to forgive him because people would make mistakes and not always true. So we should still be a true friend. "
Lili: "Thanks for my friends so you are best friends and I love the most. Thanks you guys are willing maafin me and still want to be my friend.
Tra, Lala, Tri: "Yeah Donk MUST!"
Tra: "ya udah Li my money to you just because I know you very membutuhkannnya than me."
Lili: "True Tra? Thanks again I say to you at any time until I will not forget your kindness. "
Tra: "Yeah .... Li. You also thanks the same donk Fauzia because he has made for your honesty. "
Lili: "Fauzia, thank you ... ? On your honesty! "
Fauzia: "Yeah, Li together."
Tra: "Yes, if such a right has turned bad. Tralalatrilili not destroyed. Tra ... "
Lala: "lala ....."
Tri: Tri ....."
Lili: "feather ....."
Tralalatrilili: "YEEEEEEEEE ......."
END